SejarahPerkembangan Ilmu Pengetahuan dalam Islam - Membangkitkan Kembali Islam Melalui Ilmu Pengetahuan. R. Firstky Aminul Download Download PDF. Full PDF Package Download Full PDF Package. This Paper. A short summary of this paper. 37 Full PDFs related to this paper. Download. PDF Pack. Danberikut ini adalah peninggalan-peninggalan dari Dinasti Umayyah. 1. Ilmu pengetahuan Bani Umayyah dapat dikatakan sebagai pelopor dari perkembangan ilmu pengetahuan dalam peradaban Islam. Karena dalam Dinasti ini muncul tokoh spesialis dalam berbagai macam bidang ilmu pengetahuan. LerengLawu, sejenak saya teringat pemberitaan mengenai penyelenggaraan anugerah Nobel Tahun 2012 yang diselenggarakan di Eropa. Hal menyedihkan kemba PenemuanUmat Islam Yang Mengubah Dunia Keudukan ilmu sains di masa keemasan Islam mencapai posisi yang tinggi dan diakui dunia kala itu. Kaum muslimin menjadi pelopor terdepan dalam perkemabangan sains, mengusai puncak-puncak ilmu pengetahuan, dan universitas-universitas mereka ramai dikunjungi pelajar dari penjuru dunia, termasuk dari Eropa. . Islam bukan hanya agama, tetapi juga merupakan gaya hidup dan pandangan dunia. Sejak awal kemunculannya, Islam selalu menekankan pentingnya ilmu pengetahuan. Salah satu sejarah besar yang berhasil dicapai oleh umat Islam adalah penciptaan dan pengembangan banyak ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat membantu perkembangan manusia. Dalam artikel ini, kita akan membahas peninggalan Islam terbesar dalam bidang ilmu Angka Geometri2. Kedokteran3. Seni dan Seni Hiasan4. Madrasah5. Sistem Perbankan Islam6. Tabel Peninggalan Islam Terbesar Dalam Bidang Ilmu PengetahuanConclusion5 Unique FAQs1. Apa ilmu pengetahuan yang paling terkenal dari Islam?2. Apa karya terkenal dari umat Islam dalam bidang matematika?3. Siapa yang membuat tabel sin dan cos pertama kali?4. Apa saja bidang ilmu pengetahuan yang dikembangkan oleh umat Islam?5. Mengapa sistem perbankan Islam semakin populer di seluruh dunia?Disclaimer1. MatematikaMatematika adalah salah satu bidang ilmu yang paling awal dicapai oleh umat Islam. Karya-karya matematika yang paling terkenal berasal dari Al-Khawarizmi dan Al-Kindi. Karya-karya mereka meliputi pengembangan angka Arab, algoritma, dan perhitungan Angka ArabPengembangan angka Arab adalah salah satu kontribusi terbesar dari umat Islam dalam bidang matematika. Angka Arab termasuk angka 0 sampai 9 dan sistem bilangan desimal. Al-Khawarizmi dikenal sebagai Bapak Aljabar dan dia mengembangkan metode untuk menyelesaikan persamaan matematika. Dia juga menulis buku “Al-Kitab Al-Mukhtasar Fi Hisab Al-Jabr Wa Al-Muqabala” Buku Singkat tentang Hisab Al-Jabr wa Al-Muqabala, yang kemudian disingkat menjadi “Aljabar” atau “Algebra” dalam bahasa GeometriUmat Islam juga membuat banyak kontribusi dalam bidang geometri. Salah satu karya terkenal adalah “Al-Majisti” oleh Abu Abdullah Muhammad bin Musa Al-Khawarizmi. Dia meneliti dan mengambil informasi dari geometri Yunani dan India, dan mengembangkan teori-teori baru dalam geometri serta menemukan hubungan antara trigonometri dan SainsUmat Islam juga membuat banyak kontribusi dalam bidang sains, seperti astronomi, kimia, dan kedokteran. Salah satu karya terkenal dalam bidang astronomi adalah “Almagest” oleh Ptolemy, yang kemudian diterjemahkan ke dalam bahasa Arab oleh Umar Khayyam. Umar Khayyam juga membuat tabel sin dan cos dan menyusun kalender astronomi yang lebih KedokteranUmat Islam juga membuat banyak kontribusi dalam bidang kedokteran. Salah satu karya terkenal dalam bidang ini adalah “Kitab al-Qanun fi al-Tibb” oleh Ibnu Sina Avicenna. Buku ini menggabungkan pengetahuan Yunani, Romawi, dan Persia, dan menjadi standar ilmu kedokteran di dunia Muslim selama Seni dan ArsitekturTidak hanya ilmu pengetahuan, umat Islam juga membuat banyak kontribusi dalam seni dan arsitektur. Seni Islam meliputi seni hiasan, kaligrafi, dan seni rupa. Juga terdapat banyak bangunan megah yang dibangun pada masa kejayaan Islam, seperti Masjid Al-Haram di Mekah, Masjid Al-Nabawi di Madinah, dan Masjid Agung Cordoba di KaligrafiKaligrafi adalah seni menulis yang sangat penting dalam seni Islam. Kaligrafi digunakan dalam seni hiasan, artikel, dan Al-Quran. Salah satu karya terkenal dalam bidang kaligrafi adalah “Al-Muqawqis” oleh Yakut Al-Musta’simi. Yakut Al-Musta’simi adalah salah satu kaligrafer terkenal di zaman Seni HiasanSeni hiasan Islam meliputi banyak cabang, seperti ukiran, pahat batu, dan seni mosaik. Seni hiasan Islam sangat terkenal di seluruh dunia, terutama di Spanyol dan Turki. Salah satu karya terkenal dalam bidang seni hiasan adalah “Mausoleum Sultan Qalawun” di PendidikanPendidikan juga sangat penting dalam Islam. Umat Islam sangat bersemangat untuk memperoleh ilmu pengetahuan. Dalam masa kejayaannya, Islam memiliki banyak perguruan tinggi, sekolah, dan lembaga pendidikan yang terkenal seperti Madrasah di Baghdad dan Al-Azhar University di MadrasahMadrasah adalah lembaga pendidikan tradisional Islam yang didirikan pada abad ke-9. Madrasah biasanya mengajarkan pelajaran agama, bahasa Arab, hukum Islam, dan ilmu pengetahuan. Madrasah menjadi standar pendidikan di dunia Muslim selama berabad-abad, dan banyak dari mereka masih eksis di beberapa negara Muslim saat EkonomiUmat Islam juga memiliki pengaruh besar dalam bidang ekonomi. Islam mempunyai pandangan tentang bisnis yang sangat jelas, dan mengajarkan prinsip-prinsip yang adil dan seimbang dalam perdagangan. Islam juga mengembangkan sistem perbankan yang berbeda, seperti mudharabah dan Sistem Perbankan IslamSistem perbankan Islam didasarkan pada prinsip bagi hasil, di mana keuntungan dan resiko dibagi antara bank dan nasabah. Ada beberapa jenis perbankan Islam, seperti mudharabah, musyarakah, dan murabahah. Sistem perbankan Islam sangat populer di negara-negara Muslim dan semakin mendapatkan perhatian di negara-negara IlmuPenemuan atau KontribusiMatematikaAngka Arab, Algoritma, Perhitungan AstronomiSainsAstronomi, Kimia, KedokteranSeni dan ArsitekturKaligrafi, Seni Hiasan, Bangunan MegahPendidikanMadrasah, Perguruan Tinggi, SekolahEkonomiSistem perbankan Islam, Pandangan Bisnis yang AdilConclusionPeninggalan Islam dalam bidang ilmu pengetahuan sangat banyak dan beragam. Umat Islam mengembangkan banyak ilmu pengetahuan dan teknologi yang sangat membantu perkembangan manusia dalam berbagai bidang. Karya-karya mereka telah memberikan kontribusi besar dalam perkembangan ilmu pengetahuan di seluruh Unique FAQs1. Apa ilmu pengetahuan yang paling terkenal dari Islam?Angka Arab dan sistem bilangan desimal yang digunakan di seluruh dunia saat ini adalah salah satu ilmu pengetahuan yang paling terkenal dari Apa karya terkenal dari umat Islam dalam bidang matematika?“Al-Kitab Al-Mukhtasar Fi Hisab Al-Jabr Wa Al-Muqabala” oleh Al-Khawarizmi, yang kemudian disingkat menjadi “aljabar,” adalah salah satu karya terkenal dari umat Islam dalam bidang Siapa yang membuat tabel sin dan cos pertama kali?Umar Khayyam, seorang matematikawan dan astronom terkenal dari Persia, membuat tabel sin dan cos pertama Apa saja bidang ilmu pengetahuan yang dikembangkan oleh umat Islam?Umat Islam mengembangkan banyak bidang ilmu pengetahuan, seperti matematika, sains, seni dan arsitektur, pendidikan, dan Mengapa sistem perbankan Islam semakin populer di seluruh dunia?Sistem perbankan Islam didasarkan pada prinsip bagi hasil yang adil dan seimbang dalam perdagangan, yang semakin diminati oleh banyak orang di seluruh dalam artikel ini bersifat umum dan tidak dimaksudkan sebagai saran atau rekomendasi atas keputusan apa pun. Pembaca diharapkan untuk melakukan penelitian dan konsultasi yang lebih mendalam sebelum membuat keputusan apa pun. Yogyakarta - Masa kejayaan Islam terjadi antara tahun 650-1250 M dengan ditandai oleh berkembangnya kebudayaan Islam dengan pesat dan mempengaruhi sebagian besar dari dunia. Pada masa tersebut, peradaban Islam telah membuat kemajuan pesat dalam banyak bidang ilmu pengetahuan, di antaranya termasuk matematika, astronomi, kedokteran, kimia, dan Choirul Rofiq dalam buku Sejarah Islam Periode Klasik menjelaskan bahwa dalam beberapa literatur, sejarah Islam terbagi menjadi tiga periode besar. Periode tersebut di antaranya meliputi periode klasik yang berlangsung dari tahun 650-1250 M, periode pertengahan yang berlangsung dari tahun 1250-1800 M, dan periode modern yang berlangsung dari 1800 M hingga saat ini. Periode masa kejayaan islam di tahun 650-1250 M sering disebut sebagai periode klasik dalam sejarah Islam. Pada kurun waktu tersebut, terdapat dua kerajaan besar yang dikenal sebagai Daulah Umayyah dan Daulah kejayaan Islam pada masa Bani Umayyah ditandai dengan meluasnya wilayah kekuasaan Islam dan berdirinya bangunan-bangunan sebagai pusat itu, masa kejayaan Islam pada masa Bani Abbasiyah ditandai dengan pesatnya ilmu pengetahuan. Kemajuan Islam di masa ini terjadi pada bidang ilmu pengetahuan, ekonomi, arsitektur, sosial, dan masa kejayaan umat Islam pada masa Bani Umayyah dan Bani Abbasiyah tidak terjadi secara serta merta, melainkan terdapat faktor pendorong yang Pendorong Kemajuan Islam di Masa KejayaanDikutip dari Buku Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti yang diterbitkan oleh Kemendikbud, terdapat dua faktor pendorong kemajuan peradaban Islam di masa kejayaan1. Faktor Internal Konsistensi dan keistiqamahan umat muslim pada ajaran Islam, Ajaran Islam yang menjadi pendorong umatnya untuk maju, Islam sebagai rahmatan lil 'alamin atau rahmat seluruh alam, Islam sebagai agama dakwah sekaligus keseimbangan dalam meraih kehidupan duniawi dan Faktor Eksternal Terjadinya asimilasi antara bangsa Arab dengan bangsa lainnya yang sudah lebih dulu mengalami perkembangan ilmu pengetahuan. Pada saat itu, pengaruh Persia sangat penting di bidang pemerintahan. Tak hanya itu, mereka banyak memberikan kontribusi dalam perkembangan ilmu filsafat dan sastra. Kemudian pengaruh Yunani masuk melalui berbagai macam terjemah dalam beberapa bidang ilmu, terutama ilmu filsafat. Adanya gerakan terjemah pada periode klasik yang dilakukan dengan giat. Gerakan terjemahan ini terlihat pengaruhnya dalam perkembangan ilmu pengetahuan umum, terutama di bidang astronomi, kedokteran, kimia, filsafat, dan Tokoh Pelopor Kebangkitan Islam di Bidang Ilmu PengetahuanPerkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi modern pada masa kejayaan Islam tidak terlepas dari peranan tokoh pelopor kebangkitan yang berkontribusi dalam menyumbangkan keilmuan pada masa kejayaan Islam. Mengutip penjelasan dari buku Para Pelopor Kebangkitan Islam oleh Rizen Aizid, berikut merupakan 5 tokoh pelopor kebangkitan Islam di bidang ilmu pengetahuan1. Al-KindiAl-Kindi adalah seorang filsuf muslim dan ilmuwan Arab terkemuka yang hidup di abad ke-9. Ia terkenal karena menulis buku-buku tentang filsafat, matematika, dan ilmu kedokteran. Ia juga sangat berpengaruh dalam pengembangan ilmu kimia dan memperkenalkan penggunaan alkohol dalam obat-obatan. Al-Kindi dikenal sebagai Bapak Filsafat Arab karena ia mengembangkan gagasan filsafat Yunani kuno dalam konteks pemikiran Al-FarabiAl-Farabi adalah seorang filsuf muslim terkemuka yang hidup pada abad ke-9 dan ke-10. Ia sering disebut sebagai "The Second Teacher" setelah Aristoteles. Ia menulis banyak karya di bidang filsafat, musik, dan politik, termasuk gagasan tentang negara ideal dan menciptakan teori tentang kebahagiaan. Al-Farabi juga memainkan peran penting dalam mengembangkan sistem pendidikan yang didasarkan pada nilai-nilai Ar-RaziAr-Razi adalah seorang ilmuwan muslim terkemuka di bidang kedokteran dan kimia yang hidup pada abad ke-9. Ia terkenal karena menulis banyak karya tentang obat-obatan dan pengobatan penyakit. Ia juga mengenalkan metode ilmiah dalam praktik kedokteran. Ar-Razi dikenal sebagai Bapak Kedokteran Modern karena ia menekankan pentingnya diagnosis yang akurat dan pengobatan yang Ibnu SinaIbnu Sina adalah seorang ilmuwan muslim terkemuka dalam bidang kedokteran, filsafat, dan matematika yang hidup pada abad ke-10. Ia menulis lebih dari 200 karya ilmiah, termasuk "The Canon of Medicine", yang menjadi buku ajar kedokteran selama berabad-abad. Ibn Sina juga sangat berpengaruh dalam mengembangkan ilmu matematika dan logika dalam konteks Al-KhawarizmiAl-Khawarizmi adalah seorang matematikawan muslim terkemuka dan sering disebut sebagai "Bapak Matematika Arab" yang hidup di abad ke-9. Ia terkenal karena menyusun kitab "Al-Jabr wa al-Muqabalah", yang menjadi dasar bagi pengembangan ilmu matematika modern, seperti kalkulus dan statistik. Al-Khawarizmi juga sangat berpengaruh dalam pengembangan aljabar dan mengenalkan penggunaan angka Indo-Arab yang digunakan dalam sistem angka modern yang kita kenal demikian, masa kejayaan Islam antara tahun 650-1250 M merupakan periode yang penting dalam sejarah ilmu pengetahuan. Banyak ilmuwan muslim terkenal yang memainkan peran penting dalam mengembangkan berbagai bidang ilmu pengetahuan hingga karya-karyanya masih memberikan pengaruh besar hingga saat ini. Simak Video "DPR Berangkatkan 40 Orang Perwakilan Lintas Komisi Kawal Haji 2023" [GambasVideo 20detik] lus/lus - Dilansir dari The Guardian, pada masa kegelapan di Eropa abad pertengahan, Muslim membuat kemajuan ilmiah luar biasa di dunianya. Orang-orang jenius di Baghdad, Kairo, Damaskus, dan Cordoba melakukan percobaan ilmiah dari Mesir kuno, Mesopotamia, Persia, Yunani, India, dan Cina. Mereka mengembangkan apa yang kita sebut sains modern. Disiplin ilmu baru mulai muncul, seperti aljabar, trigonometri, dan kimia. Selain itu, ada kemajuan besar dalam bidang kedokteran, astronomi, teknik, dan pertanian. Teks Arab menggantikan Bahasa Yunani sebagai font kebijaksanaan, membantu membentuk revolusi ilmiah Renaisans. Apa yang ilmuwan abad pertengahan dari dunia Muslim ucapkan sangat tepat, sains itu universal, bahasa umum umat manusia. Pameran 1001 Penemuan di Museum Ilmu Pengetahuan London menceritakan beberapa cerita tentang hal terlupakan. 1. Jam Gajah Inti pameran adalah replika setinggi tiga meter dari jam air abad ke-13 dan salah satu keajaiban teknik dunia abad pertengahan. Dibangun oleh Al-Jazari, dan memberi bentuk fisik pada konsep multikulturalisme. Jam itu menampilkan gajah India, naga Cina, mekanisme air Yunani, burung phoenix Mesir, dan robot kayu dengan pakaian tradisional Arab. Mekanisme waktu didasarkan pada ember berisi air yang tersembunyi di dalam gajah. 2. Kamera Obscura Artikel ini mengupas tuntas sejarah Peradaban Islam Zaman Keemasan Islam, tokoh-tokoh pentingnya, dan perkembangan ilmu pengetahuan di era ini. Halo semua! Tabik! Pada kesempatan kali ini gua mau ceritain lo tentang sepotong kisah perjalanan sejarah yang seru banget tapi sekaligus juga ironis dari peradaban yang telah luar biasa berkontribusi terhadap perkembangan ilmu pengetahuan modern. Peradaban ini adalah pemegang obor estafet kedua dari perkembangan ilmu pengetahuan umat manusia, yang pertama dimulai sejak era klasik Yunani, Romawi, Persia, India. Untuk selanjutnya tongkat obor tersebut diestafetkan ke para ilmuwan-ilmuwan Eropa yang mulai memasuki Zaman Renaissance. Wah, terus peradaban apa dong yang menjadi jembatan peralihan antara jaman klasik ke era Renaissance dan Enlightenment? Yak, seperti yang lo tebak dari judulnya kita akan cerita seru tentang Zaman Keemasan Peradaban Islam ketika seluruh ilmuwan dan cendekiawan paling brilian di muka bumi ini pada saat itu berkumpul dalam satu kekhalifahan Arab, Persia, dan Spanyol. Lukisan karya Yahyá al-Wasiti, Baghdad 1237 tentang situasi studi di bawah dinasi Abbisiyah sumber Buat lo yang udah belajar pake Kurikulum 2013, mungkin udah gak asing dengan topik ini. Kalo gue perhatiin, banyak banget ilmuwan dari era emas peradaban Islam ini sering banget disebut pada hampir semua topik mata pelajaran buku pegangan lo semua. Sebetulnya topik ini juga cukup sering disebut di berbagai perkumpulan, baik di kelas, di masjid, di kelompok-kelompok studi tertentu, atau dalam diskusi terbuka. Cuma sayangnya, kalo gue perhatiin biasanya mereka yang menyebut tentang era emas peradaban Islam ini cuma “asbun” doang asal bunyi, alias gak bener-bener ngerti secara mendalam soal apa yang jadi produk dari Zaman Keemasan Islam tersebut. Dari mulai gimana latar belakangnya, kenapa peradaban itu bisa menghasilkan begitu banyak perkembangan ilmu pengetahuan, tokoh siapa aja yang berperan di balik itu, faktor pendukung era itu terus berlanjut, sampai apa yang menjadi penyebab zaman keemasan peradaban Islam itu pada akhirnya hancur. Nah, di artikel Zenius kali ini, gua akan mencoba mengupas secara singkat seluruh dinamika era peradaban emas Islam. Tentunya ada banyak hal yang mungkin gua lewatkan karena gak mungkin gua bisa merangkum semua hal yang terjadi dalam kurun waktu kurang lebih 500 tahun hanya dengan sebuah artikel. Tapi moga-moga artikel ini tetap bisa jadi pemicu buat lo mencari tau lebih lanjut tentang dahsyatnya peradaban ini. Gua akan mencoba mengupas secara singkat seluruh dinamika era peradaban emas Islam dalam kurun waktu kurang lebih 500 tahun. Di Manakah Era Keemasan Islam?Perkembangan Ilmu Pengetahuan Sebelum Peradaban IslamPemicu Lahirnya Peradaban Emas IslamPenyebab Hancurnya Masa Peradaban Emas IslamMenelusuri Lebih Dalam Tentang Islamic Golden Age Di Manakah Era Keemasan Islam? Pemetaan gabungan jazirah kerajaan khalifah dari ekspansi Muhammad, Rashidun, dan Ummayyad. Sebelum kita lanjut bahasannya lebih dalem, ada baiknya kita harus tau dulu kapan sebetulnya Islamic Golden Age itu? Oke jadi yang dimaksud sama Zaman Keemasan Islam itu adalah sebuah periode ketika Dunia Arab secara politis bersatu di bawah kekhalifahan. Pada era ini, khususnya di bawah pemerintahan Harun Al Rasyid dan Al Ma’mun, dunia Islam mengalami kemajuan ilmu pengetahuan, sains, dan budaya yang luar biasa pesat. Secara tradisional, periode ini punya rentang antara abad 8 Masehi hingga abad 13 Masehi. Banyak ahli sejarah yang punya pendapat bahwa periode ini juga ditandain sama waktu berdirinya Bayt al Hikmah 750-1258 yang merupakan pusat studi, perpustakaan, sekaligus universitas terbesar di dunia pada saat itu. Pada periode yang cukup panjang ini sekitar 500 tahun, bisa dikatakan tidak ada peradaban islam lain di muka bumi yang bisa menandingi pesatnya perkembangan ilmu pengetahuan di dunia Islam, dari mulai Eropa, Cina, India, semuanya salut dengan kegigihan kekhalifahan yang menjunjung tinggi ilmu pengetahuan melebihi peradaban islam manapun pada masa itu. Sebelum masuk ke bahasan utama, gua pengen singgung sedikit aja perkembangan ilmu pengetahuan sebelum peradaban Islam yang nantinya bakal banyak jadi sumber inspirasi dari perkembangan budaya dan filosofis Islamic Golden Age. Sebelum era Islamic Golden Age, perkembangan ilmu pengetahuan bermula secara terpisah dari Yunani, India, dan Persia. Lukisan School of Athens karya Raffaello Sanzio Source Wikipedia Era filsafat klasik Yunani dimulai abad 6 sebelum Masehi, yang menjadi titik fondasi filsafat dan perkembangan ilmu pengetahuan. Pada era inilah, konsep awal sebuah negara dibuat, hukum-hukum logika, deduksi, induksi, silogisme digagas. Pada era inilah juga klasifikasi ilmu yang kita ketahui sekarang dirangkai, dari mulai biologi, matematika, astronomi, ekonomi, politik, hukum, dan lain sebagainya. Sementara itu di India dan Persia, peradaban islam kuno di sana udah bikin penghitungan sampe 1012 yang ditulis pada Kitab Yajurveda 1200 SM. Pada 800 SM, seorang filsuf bernama Baudhyana, telah memikirkan konsep dasar teorema Pythagoras. Dalam dunia astronomi, kitab Vedanga Jyotisa abad 6-4 SM udah ngebicarain masalah perhitungan kalender, pengukuran astronomis, dan penetapan aturan-aturan dasar observasi benda langit. Kemudian angka yg kita pake sekarang nih 0-9 awalnya dikembangin oleh matematikawan India di jaman dinasti Maurya. Sementara itu, konsep angka 0 nol sendiri juga pertama kali dikembangin oleh Aryabhata kira-kira 500 M yang kemudian dikembangkan lebih lanjut oleh Al Khwarizmi 780-850 M dan Al Kindi 801-873 M. Jadi banyak yang sekarang salah sangka bahwa angka ini disebutnya “angka Arab”, harusnya yang bener itu “angka Hindu-Arab”. Naah, itulah tadi sebagian dari pengaruh perkembangan ilmu pengetahuan dari Yunani, India, dan Persia yang memberikan kontribusi yang besar kepada perkembangan ilmu pengetahuan kekhalifahan zaman keemasan Islam. Nah, sekarang kita langsung aja mulai tentang awal terbentuknya peradaban islam keren ini. Pemicu Lahirnya Peradaban Emas Islam Secara sederhana, era ini dipicu oleh banyak hal yang saling mendukung satu sama lain. Hal pertama adalah ketika khalifah pertama Dinasti Umayyah yaitu Mu’awiyah ibn Abu Sufyan setelah para khalifah Rashidun Abu Bakr, Umar, Utsman, Ali’ melakukan invasi ke daerah Transjordania dan Syiria sampai dia menemukan banyak banget manuskrip-manuskrip kuno di Kota Damaskus yang diwariskan dari perkembangan ilmu pengetahuan Yunani dan Romawi Sokrates, Plato, Aristoteles, Galen, Euclid, dan sebagainya. Berdasarkan penemuannya itu, Mu’awiyah terinspirasi buat bikin pondasi peradaban Islam yang berdasarkan ilmu yang kedua, adalah karena pada saat yang bersamaan kekhalifahan Ummayyah sedang mengadopsi teknologi penulisan naskah di atas kertas yang awalnya berkembang di Tiongkok. Dengan perkembangan teknologi penulisan itu, Mu’awiyah juga menyewa tenaga ilmuwan-ilmuwan dari Yunani dan Romawi untuk melakukan terjemahan terhadap naskah-naskah kuno tersebut ke dalam bahasa ketiga adalah ketika dinasti Ummayah beralih menjadi dinasti Abbasiyah yang ditandai perpindahan pusat pemerintahan dari Damaskus ke Baghdad di Mesopotamia. Dengan perpindahan pusat pemerintahan itu, yang dulunya waktu di Damaskus peradaban Islam dapet pengaruh kebudayaan dan ilmu pengetahuan dari Yunani dan Romawi, nah pas di Baghdad dapet tambahan pengaruh lagi dari kebudayaan Persia dan India. Komplitlah sudah! Seluruh sumber ilmu pengetahuan terlengkap yang dimiliki umat manusia Yunani, Romawi, Persia, India pada saat itu akhirnya bisa ngumpul di satu titik yang keempat adalah pengaruh 2 orang khalifah besar, yaitu Harun Al Rasyid dan anaknya, Al Ma’mun yang punya cita-cita mulia untuk membangun peradaban Islam yang menjunjung tinggi perkembangan sains, logika, rasionalitas, serta menjaga kemajuan ilmu pengetahuan serta meneruskan perkembangan ilmu yang telah diraih oleh Bangsa India, Persia, dan Byzantium. Tanpa adanya peran mereka berdua yang menjunjung tinggi ilmu pengetahuan, Zaman Keemasan Islam kemungkinan ga bakal pernah muncul pada masa itu. Oke, jadi siapa aja sih tokoh-tokoh dalam Islamic Golden Age? Terus ilmu pengetahuan dan budaya apa saja yang berkembang pesat di masa itu? 1. Abu Ali al Husayn Ibn Abdallah Ibn Al Hasan Ibn Ali Ibn Sina Ibn Sina aka Avicenna Ini dia nih yang kemungkinan besar lo udah pada tau. Ibn Sina atau Avicenna adalah seorang polymath jenius asal Uzbekistan yang bener-bener mendalami hampir semua ilmu pengetahuan, dari mulai filsafat, kedokteran, astronomi, sekaligus ilmuwan. Avicenna ini ngeluarin mahakarya kedokteran yang judul “Al Qanun fi al Tibb” atau “The Canon of Medicine” dan jadi buku pegangan utama para mahasiswa kedokteran di penjuru Eropa sampe abad ke-18, atau kurang lebih 700 tahun ke depan! Gile ga tuh!? Lo bisa bayangin aja kalo pada zaman itu, dunia medis masih sangat miskin pengetahuan, kebanyakan tabib hanya meraba-raba berdasarkan pengalaman tanpa didasari eksperimen serta pengetahuan yang sahih tentang bagaimana sistem tubuh manusia bekerja. Nah, pada zaman itu, Avicenna-lah mengumpulkan seluruh pengetahuan ilmu faal, anatomi, intervensi medis dari jaman klasik Yunani/Romawi dan Persia/India sejak jaman Hippokrates dan Galen, sekaligus digabung sama riset medis yang dilakuin sendiri sama Avicenna. Saking kerennya nih buku, Avicenna sampe-sampe disebut sebagai “Bapak Pengobatan Modern”. Pada masanya, Avicenna ini dikenal sebagai orang yang berpikiran sangat logis dan rasional, jauh melampaui manusia-manusia pada zamannya. Perkembangan intelektual Avicenna sangat dipengaruhi dari ajaran Aristoteles dan Plato sebagai perintis tonggak pertama konsep filsafat logika serta budaya untuk selalu mempertanyakan segala sesuatu sampai sedalam-dalamnya. Berdasarkan itu, Avicenna tidak cuma mengembangkan banyak ilmu pengetahuan, tapi juga mengkritik banyak perkembangan ilmu yang keliru dan masih nyampur-nyampur sama hal-hal mistis dan supranatural. Metodologi Penelitian Selain buku the Canon of Medicine, Avicenna juga membuat “Kitab al Shifa” atau lebih dikenal dengan The Book of Healing. Dalam buku itu, Avicenna meletakkan dasar-dasar dan aturan dalam menjalankan metode eksperimen dalam mencari kebenaran dalam ilmu pengetahuan. Sampai akhirnya metode saintifik tersebut disempurnakan oleh Galileo yang menjadi Bapak Sains Avicenna membantah klaim klaim para astrolog yang menyatakan bahwa pergerakan benda langit memiliki efek kepada nasib manusia itu adalah hal yang ngaco dan gak masuk akal. dalam kitab Ar Risalah fi Ibtal Ahkam al NujumKimia Avicenna membantah klaim para alkimiawan alchemist yang menyatakan bahwa ada zat yang bisa mengubah timbal menjadi emas yang waktu itu beken dengan istilah “The Philosopher’s Stone” ini gak ada hubungannya sama Harry Potter yah!Geologi Dalam buku “The Book of Healing”, Avicenna juga membuat hipotesis bahwa awal terbentuknya gunung adalah proses pergerakan permukaan bumi seperti gempa bumi dan pergerakan Dalam bidang mekanika, Avicenna mengelaborasikan teori “motion” atau gerakan. Sedangkan dalam bidang fisika optik, dia sempat menyatakan bahwa cahaya memiliki kecepatan. Sampai akhirnya disempurnakan oleh Ole Rømer, Maxwell, dan Dalam psikologi, Avicenna juga menyatakan bahwa “jiwa” itu sebetulnya hanya merupakan bentuk persepsi fisiologis kesadaran manusia, dan bukan merupakan hal yang supernatural. Filosofi mengenai kejiwaan ini mempengaruhi banyak filsuf Barat jaman Renaissance, terutama René Descartes. 2. Abu Yusuf Ya’qub Ibn Ishaq Al Sabbah Al Kindi Al Kindi Walaupun namanya ga setenar Avicenna atau Al Farabi, Al Kindi bisa disebut sebagai ilmuwan Muslim terbesar sepanjang masa. Awalnya, Al Kindi dipercaya sama Khalifah Al Ma’mun buat jadi ketua tim penerjemah naskah-naskah filsafat kuno dari Yunani dan Romawi di Bayt al Hikmah. Kebayang doong, berarti dia sambil nerjemahin itu juga sambil baca macem-macem ilmu pengetahuan dari berbagai sumber paling awal peradaban islam filsafat klasik. Kalo ga ada Al Kindi, jangan harap deh kita bisa kenal yang namanya Avicenna, Al Farabi, dan Al Ghazali, karena mereka-mereka ini berhutang besar terhadap buah karya terjemahan dari naskah-naskah kuno hasil jerih payah Al Kindi. Eit, tapi jangan disangka Al Kindi kerjaannya cuma nerjemahin doang yah, dengan pengetahuan yang dia serap itu, dia juga mensintesa hasil pemikirannya sendiri dengan membuat buku. Berapa banyak bukunya? Total jumlah buku yang dia tulis tuh lebih dari 260 judul! What?? Orang sakti mana jaman sekarang yang bisa sanggup nulis buku sebanyak itu?? Ckckkck.. Kalo gue sebutin karya-karya tenarnya, gue jamin lo udah ketiduran duluan sebelom abis lo baca ini artikel ini saking banyaknya. Buku-buku yang dia tulis itu ga cuma dari satu disipilin ilmu lho. Mulai dari filsafat, matematika, kedokteran, fisika, astronomi, kimia, sampai teori tentang musik dia tekunin abis-abisan. Wah, pasti dia langganan tuh, hehe… becanda P. Berikut gue sebut aja beberapa kontribusi dia dalam ilmu pengetahuan dalam bidang optik, dia menyebutkan bahwa agar mata bisa ngeliat benda, perlu perantara yang bisa ngarahin tuh benda ke mata kita, dalam hal ini udara. Dalam bidang kimia, dia bisa dibilang salah satu orang yang pertama kali menyuling alkohol dan memproduksi alkohol pabrikan dalam jumlah banyak. Selain itu, dia juga menentang para ahli alkimia yg nyebutin bahwa unsur bisa berubah-ubah. Dalam bidang matematika, Al Kindi merupakan salah satu orang pertama yang ngadaptasi angka India jadi sistem bilangan Hindu-Arab 0-9 yang kita pake sampe saat ini. Keren abis kaan?? 3. Abu al Fath ‘Umar Ibn Ibrahim Al Khayyam Omar Khayyam Al-Khayyam atau Omar Khayyam adalah seorang matematikawan, astronom, dan pujangga yang hebat! Tuh kan, siapa bilang ilmuwan tuh ga romantis? hehehe… Ilmuwan Persia ini lahir di Nishapur-Iran, menimba ilmu matematika di Samarkand, lalu kerja sebagai astronom di kota Bukhara, dua-duanya sekarang terletak di Uzbekistan. Sumbangan terbesar Khayyam di dunia matematika adalah Segi Empat Khayyam-Saccheri, yang dia temuin pas lagi pusing mau nerangin ke masyarakat matematika soal postulat-postulatnya Euclid. Selain itu, dia juga dikenal sebagai orang yang pertama kali secara lengkap ngejabarin konsep Segitiga Pascal. Sehingga saat ini banyak ahli matematika yang sebenernya nyebut penjabaran binomial ini sebagai “Segitiga Khayyam-Pascal”. Dalam dunia astronomi, ia bisa membuktikan bahwa Bumi berputar pada sumbunya. Selain itu, dia juga salah satu anggota tim perumus kalender Iran yang dikenal sebagai Jalali Calendar. Terakhir jangan lupa sama buku puisinya yang paling terkenal, yaitu Rubaiyat of Omar Khayyam. Rubaiyat ini udah diterjemahin ke puluhan bahasa di dunia lho! 4. Abu Abdullah Muhammad Ibn Musa Al Khwarizmi Al Khwarizmi Eng ing eeeng! Ini dia nih yang juga paling mendunia namanya. Al Khwarizmi adalah Ilmuwan asal Khwarezm, Uzbekistan, ini berasal dari keluarga dengan latar belakang penganut agama Zoroastrianisme Majusi. Ilmuwan ini sering banget namanya kita sebut tanpa sadar, Yes betul, kata Algoritma berasal dari nama ilmuwan ini. Kontribusi terbesarnya ialah mengembangkan pendekatan khusus untuk memecahkan persamaan linear dan kuadrat, yang kita kenal dengan nama Aljabar. Konsep aljabar ini, dia tulis dalam Kitāb Al Mukhtasar fi Hisāb al Jabr wa’l-Muqābalah atau “Buku Rangkuman untuk Kalkulasi dengan Melengkapkan dan Menyeimbangkan”. Selain itu, beliau inilah yang berhasil memetakan pergerakan matahari, bulan, dan kelima planet yang dia tulis dalam kitab ZÄj al-Sindhind Perhitungan Astronomi Pakistan dan India. Al Khwarizmi juga ditugaskan oleh Khalifah Al Ma’mun untuk membuat peta dunia, sekaligus mengukur keliling bumi melalui proyeksi terhadap gerakan matahari dan pendekatan matematis. Proyek ini menghasilkan salah satu kitab terbesarnya juga yaitu Kitāb surāt al-Ardh Kitab Citra Permukaan Bumi, yang lebih terkenal di Barat dengan judul “Geography”. 5. Nasir al Din Tusi Al Tusi Tunggu! Siapa nih Al Tusi? Gue yakin pasti banyak dari lo yang bahkan belom pernah denger nama tokoh ini. Ilmuwan Persia abad ke 13 ini merupakan ilmuwan yang lumayan terakhir nongol di dunia Islam, setelah Baghdad diluluhlantakkan oleh bangsa Mongol dibawah kepemimpinan Hulagu Khan. Karena terjadi pergeseran kekuasaan, Tusi mengabdikan dirinya kepada Khan. Apa sih istimewanya Tusi? Sama seperti ilmuwan yang gua sebut sebelumnya, doi juga seorang polymath yang nguasain banyak banget bidang ilmu kaya matematika, astronomi, fisika, kimia, biologi, serta sastra. Tapi yang paling bikin ilmuwan ini adalah teorinya tentang mekanisme Seleksi Alami yang membentuk keanekaragaman hayati di dunia, yang dia kemukain 750 tahun sebelum Charles Darwin dan Alfred Wallace, duet pengungkap rahasia Seleksi Alami. Tusi nyebutin bahwa organisme-organisme yang lebih cepat untuk bermutasi dan berubah bentuk/memiliki perubahan fungsi organ akan lebih bervariasi dibandingkan individu lainnya. Badan organisme tersebut berubah karena faktor internal dan eksternal. Ini nih, yang merupakan titik awal pemikiran manusia tentang asal mula spesies terbentuk. “The organisms that can gain the new features faster are more variable. As a result, they gain advantages over other creatures. […] The bodies are changing as a result of the internal and external interactions.”– Al Tusi, Kitab Akhlaq-i-Nasri Selain mencetuskan gagasan tentang seleksi alami, Tusi juga merupakan orang yang berjasa dalam memberikan jalan untuk munculnya era Renaissance di Eropa, karena dialah yang menyelamatkan 400,000 buku ketika Bayt al Hikmah dihancurkan oleh Mongol. Ia membawa kabur naskah-naskah tersebut ke Observatorium Maragheh, Azerbaijan. Di tempat itu, ia melanjutkan risetnya tentang pergerakan Bumi yang akhirnya menjadi inspirasi bagi Nicolaus Copernicus tiga abad kemudian sebagai orang pertama yang membuktikan bahwa bumi mengelilingi matahari, bukan sebaliknya. Tusi couple yang menginspirasi konsep heliocentric model dari Nicolaus Copernicus 6. Abu al Walid Muhammad Ibn Rushd Ibn Rushd Ibn Rushd atau lebih dikenal dengan nama Averroes adalah seorang polymath Muslim yang lahir di daerah Andalusia, Spanyol. Cakupan bidang yang dia pelajari sangat luas dari mulai logika, filsafat, psikologi, geografi, matematika, sampai kedokteran. Ibn Rushd dikenal sebagai ilmuwan Muslim terakhir yang dengan gigih memperjuangkan nilai-nilai logika dan metode sains dalam kebudayaan Islam di tengah gerakan dari lawan pemikirannya yaitu Al Ghazali yang mengkritik bahwa pencampuran ajaran filsafat Yunani dari zaman Aristoteles hingga Avicenna dan Al Farabi itu sesat dan tidak sesuai dengan ajaran Islam. Gara-gara pembelaannya terhadap filsafat Yunani dan metode sains, dirinya dikucilkan dari komunitas Islam dan dianggap sesat oleh tiga agama sekaligus, Islam, Kristen, dan Yahudi. Sampai akhir hayatnya, Ibn Rushd tetap setia sama pandangannya bahwa ilmu pengetahuan, filsafat, dan agama bisa berjalan beriringan. Ironisnya, Ibn Rushd dikenang sebagai pejuang terakhir sayangnya gagal yang melakukan perlawanan terakhir para ilmuwan Islam untuk mengedepankan logika dan pendekatan metode saintifk. Penyebab Hancurnya Masa Peradaban Emas Islam Okay, kalo di atas kita udah bahas beberapa ilmuwan dari zaman keemasan Islam yang menjadikan kerajaan kekhalifahan sebagai titik tonggak perkembangan ilmu pengetahuan yang bikin seluruh dunia terkagum-kagum dan angkat topi dengan peradaban islam ini, nah sekarang kita bahas tentang apa sih yang menjadi pemicu berakhirnya era emas ini. Sejauh penelusuran gue, ada dua hal signifikan yang menjadikan pemicu berakhirnya era emas ini. Pertama adalah kritik dari Al Ghazali yang menentang pengaruh dari filsafat Yunani yang menjunjung tinggi logika dalam penalaran ilmu dalam peradaban Islam. Kendati Ibn Rushd bersikeras bahwa tidak ada kontradiksi antara filsafat Avicenna dan Al Farabi dengan ajaran agama, Al Ghazali tetap menyatakan “perang” terhadap pengaruh filsafat Yunani dan menginginkan pemurnian ajaran agama Islam. Sejak perubahan filosofi pemurnian itulah, Zaman Keemasan Islam mengalami kemunduran drastis, sehingga jarang sekali menghasilkan ilmuwan-ilmuwan besar seperti pada abad 9-11 faktor lain yang turut mendorong runtuhnya era emas ini adalah serbuan dari bangsa Mongol yang akhirnya meluluhlantakkan Baghdad bersama dengan perpustakaan sekaligus pusat ilmu pengetahuan paling lengkap saat itu, Bayt Al Hikmah. Penghancuran ini sering dianggap sebagai titik balik penurunan dunia Islam di bidang pengetahuan. Untungnya, ratusan ribu manuskrip dari Bayt Al Hikmah sempat diselamatkan oleh Al-Tusi ke Observatorium Maragheh, Azerbaijan yang kemudian menjadi sumber referensi dan inspirasi para ilmuwan Eropa pada zaman Renaissance dan Enlightenment. Menelusuri Lebih Dalam Tentang Islamic Golden Age Okay, udah menjadi rahasia umum bahwa sejak tragedi WTC 11 September 2001, peradaban Islam mendapat tantangan yang besar, terutama perubahan paradigma sebagian masyarakat dunia yang mengasosiasikan Islam dengan stigma negatif seperti terorisme, represi gender, hukum syariat, dan lain sebagainya. Peristiwa 9/11 dan banyak konflik perang di Timur Tengah menjadi pemicu perang urat syaraf antara dunia Islam dengan sebagian Barat hingga saat ini. Melihat fenomena sosial seperti itu, banyak cendekiawan Islam yang mencoba untuk “mengingatkan” kembali bahwa peradaban dunia modern saat ini sebetulnya berhutang banyak terhadap era emas peradaban Islam di dalam setiap kesempatan, entah itu di ruangan kelas, mesjid, madrasah, atau forum yang terbuka untuk umum. Untuk hal yang satu itu gue sangat sepakat banget bahwa kita gak boleh melupakan kontribusi era emas peradaban Islam. Namun sayangnya, masih banyak dari bentuk diskusi itu yang lupa akan esensi sesungguhnya yang bisa kita dapatkan dari peradaban islam yang luar biasa ini. Esensi yang gue maksud ini adalah apa sih yang menyebabkan dunia Islam sempat menjadi pemegang obor estafet ilmu pengetahuan yang menerangi seluruh dunia? dan apa sebetulnya hal yang membuat era emas ini berakhir? Karena dengan mengetahui pemicu jatuh-bangunnya sebuah era emas, kita bisa banyak belajar untuk membangun kembali hal yang sama serta belajar dari kesalahan masa lalu untuk tidak mengulanginya kembali. Dari apa yang gue ceritain di atas, gue ingin lo paham betul bahwa peradaban Islam pernah begitu maju karena peradaban Islam saat itu sangat menjunjung tinggi akses ilmu pengetahuan yang terbuka dari berbagai macam sumber. Mereka bisa maju dengan menghargai para ilmuwan sebelumnya kendati berasal dari kebudayaan berbeda Yunani, Romawi, Persia, India sebagai pemegang tongkat estafet pertama yang merapihkan cara pandangan kita mengenai klasifikasi ilmu dan logika. Peradaban Islam dulu begitu maju karena menghargai perbedaan serta terbuka dengan kelompok lain seperti Yahudi, Nasrani, Sabian, dan Zoroaster Majusi untuk ikut bersama-sama membangun dunia ini dan berkontribusi mengembangkan ilmu untuk menjadikan dunia ini lebih baik. Peradaban Islam inilah yang menjadi jembatan peralihan dari ilmu filsafat Yunani klasik yang abstrak menuju subjek yang lebih konkrit dengan penalaran observasi dan pendekatan empiris. Peradaban Islam inilah yang mulai meraba-raba kaidah-kaidah metode penelitian ilmiah sampai akhirnya disempurnakan oleh para ilmuwan Eropa yang memegang tongkat estafet ketiga yang juga sempat jatuh-bangun karena pengaruh Gereja Katolik Roma yang melarang perkembangan ilmu pengetahuan pada masa Dark Age. Sampai akhirnya lahirlah para “pahlawan baru” di Eropa yang kembali menggebrak dunia dengan pemahaman yang baru seperti Galileo Galilei, Copernicus, Darwin, Newton, hingga Einstein. Sekarang, siapakah pemegang obor estafet berikutnya? Mungkin nggak, kita Bangsa Indonesia bakal ikut juga berkontribusi dalam perkembangan Ilmu Pengetahuan? Jawaban dari pertanyaan itu semua balik lagi ke pundak kita semua, terutama pundak lo semua yang baca artikel ini. Okay, sekian sharing gue tentang sejarah peradaban emas dunia Islam, moga-moga bermanfaat buat lo semua. PS. Isi ringkasan dari artikel ini juga bisa lo tonton dalam format video berikut ini Kalo ada di antara lo yang mau ngobrol atau diskusi sama Faisal tentang Sejarah peradaban emas dunia Islam, langsung aja tinggalin comment di bawah artikel ini ya.

peninggalan islam terbesar dalam bidang ilmu pengetahuan adalah